Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan: Sederhana; Semiteknis dan Teknis.
Jaringan Irigasi Sederhana
Didalam
irigasi sederhan, pembagian air tidak
diukur atau diatur, air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Para petani
pemakai air itu tergabung dalam satu kelompok jaringan irigasi yang sama,
sehingga tidak memerlukan keterlibatan pemerintah didalam organisasi jaringan
irigasi semacam ini. Persediaan air biasanya berlimpah dengan kemiringan
berkisar antara sedang sampai curam. Oleh karena itu hampir-hampir tidak
diperlukan teknik yang sulit untuk sistem pembagian airnya.
Jaringan
irigasi yang masih sederhana itu mudah diorganisasi tetapi memiliki
kelemahan-kelemahan yang serius. Pertama-tama, ada pemborosan air dan karena
pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi, air yang terbuang itu
tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang lebih subur. Kedua, terdapat banyak
penyadapan yang memerlukan lebih banyak biaya lagi dari penduduk karena setiap
desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri. Karena bangunan
pengelaknya bukan bangunan tetap/permanen, maka umurnya mungkin pendek.
Jaringan Irigasi Semiteknis
Dalam
banyak hal, perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi sederhana dan
jaringan semiteknis adalah bahwa jaringan semiteknis ini bendungnya terletak di
sungai lengkap dengan bangunan pengambilan dan bangunan pengukur di bagian
hilirnya. Pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas
dari daerah layanan pada jaringan sederhana. Oleh karena itu biayanya
ditanggung oleh lebih banyak daerah layanan. Organisasinya akan lebih rumit
jika bangunan tetapnya berupa bangunan pengambilan dari sungai.
Jaringan Irigasi Teknis
Salah
satu prinsip dalam perencanaan jaringan teknis adalah pemisahan antara jaringan
irigasi dan jaringan pembuang/pematus. Hal ini berarti bahwa baik saluran
irigasi maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing,
dari pangkal hingga ujung. Saluran irigasi mengalirkan air irigasi ke
sawah-sawah dan saluran pembuang mengalirkan air lebih dari sawah-sawah ke
saluran pembuang alamiah yang kemudian akan diteruskan ke laut.
Perbedaan Tingkatan Jaringan Irigasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
No. | Jaringan Irigasi | Klasifikasi Jaringan Irigasi | ||
---|---|---|---|---|
Teknis | Semiteknis | Sederhana | ||
1 | Bangunan Utama | Bangunan permanen | Bangunan permanen atau semi permanen | Bangunan sementara |
2 | Kemampuan bangunan dalam mengukur dan mengatur debit | Baik | Sedang | Jelek |
3 | Jaringan saluran | Saluran irigasi dan pembuang terpisah | Saluran irigasi dan pembuang tidak sepenuhnya terpisah | Saluran irigasi dan pembuang jadi satu |
4 | Petak tersier | Dikembangkan sepenuhnya | Belum dikembangkan atau densitas bangunan tersier jarang | Belum ada jaringan terpisah yang dikembangkan |
5 | Efisiensi secara keseluruhan | Tinggi 50% - 60% (Ancar-ancar) | Sedang 40% – 50% (Ancar-ancar) | Kurang < 40% (Ancar-ancar) |
6 | Ukuran | Tak ada batasan | Sampai 2.000 ha | Tak lebih dari 500 ha |
7 | Jalan Usaha Tani | Ada keseluruh areal | Hanya sebagian areal | Cenderung tidak ada |
8 | Kondisi O&P | Ada instansi yang menangani & Dilaksanakan teratur | Belum teratur | Tidak ada O&P |
Comments
Post a Comment